Lifestyle

03 11 2021

Tren The Great Resignation Bukan Alasan yang Tepat untuk Resign

Coba jujur dulu sebelum memutuskan untuk resign

486 Views

Tren The Great Resignation Bukan Alasan yang Tepat untuk Resign

Saat ditanya sudah berapa banyak teman satu kantor kamu yang memutuskan untuk resign, kira-kira kamu masih ingat? Memutuskan untuk resign dari kantor tentu jadi hak kamu sebagai karyawan. Kamu bebas menentukan di mana kantor yang menurutmu paling membuatmu nyaman. Namun, memutuskan untuk resign bukanlah perkara yang sederhana dan tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. 

 

Tentu ada banyak pertimbangan yang harus kamu pikirkan sebelum akhirnya memutuskan untuk resign dan memulai karir di kantor baru. Jangan sampai karena FOMO dan ingin ikut tren The Great Resignation, kamu merasa menyesal karena telah memilih untuk resign

Penjelasan tentang the great resignation

undefined

Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan, 4 juta orang Amerika Serikat memilih untuk resign pada Juli 2021. Riset lain yang dilakukan oleh Microsoft menemukan, 41 pekerja secara global berencana untuk resign tahun depan. Fenomena ini akhirnya memunculkan tren yang bernama The Great Resignation. 

 

The great resignation bisa dikatakan sebagai masifnya karyawan di seluruh dunia yang memilih untuk resign dan mencari tempat kerja baru. Mereka merasa tidak nyaman dengan kantornya yang sekarang dan ingin mencari suasana baru dengan pindah kantor.

Penyebab the great resignation

undefined

Fenomena ini terjadi bukanlah tanpa alasan. Pandemi yang sudah melanda hampir 2 tahun ini menjadi faktor yang paling memengaruhi munculnya tren the great resignation. Saat pandemi banyak orang mulai merefleksikan ulang soal karir yang mereka jalankan sekarang.

 

Biasanya pikiran tentang pengembangan karir, pertanyaan tentang hal apa yang selama ini dicari, masih pantaskah berada di kantor yang sekarang, apakah kerja keras yang sudah dilakukan sebanding dengan hasil yang didapatkan, dan masih banyak pikiran lainnya yang akhirnya membuat banyak orang memutuskan untuk memilih resign sehingga memunculkan tren the great resignation. 

 

Lantas karena mengikuti tren tersebut, kamu sudah merasa bahwa alasan kamu untuk resign adalah sebuah keputusan yang paling tepat dalam hidup?

 

Baca Juga
Teknik Mengatur Skala Prioritas Saat Semuanya Terasa Penting

Alasan resign yang paling tepat dan perlu kamu jawab

undefined

Jangan sampai karena mengikuti tren kamu jadi kehilangan segala kerja keras yang sudah kamu bangun sejak lama. Kamu perlu ingat, untuk berada diposisimu yang sekarang, sudah banyak waktu dan tenaga yang kamu keluarkan. Jadi jangan biarkan itu terbuang begitu saja hanya karena ego sesaat. 

 

Agar kamu tahu apakah alasanmu sudah benar untuk mengajukan resign dan tidak ikut tren the great resignation, kamu perlu menjawab beberapa pertanyan berikut ini.

 

Baca Juga
Tips Mudah Mencari Lowongan Kerja Saat Pandemi

1. Apakah kamu hanya bosan

Melakukan kegiatan yang sama bertahun-tahun tentu akan memunculkan perasaan bosan dan itu sangat wajar. Jadi sebaiknya sebelum memutuskan untuk resign, cobalah untuk tanyakan pada diri sendiri, apakah kamu hanya merasa bosan dengan pekerjaan yang sedang dilakukan. Jika iya, kamu hanya perlu istirahat sejenak atau pindah divisi baru dan tak perlu resign

2. Apakah kamu hanya perlu cuti

Mudah merasa lelah dan stres padahal kamu merasa pekerjaan hari ini tidak terlalu berat? Bisa jadi kamu terkena burnout. Burnout adalah kondisi dimana kamu merasa lelah dan stres akibat pekerjaan. Jika dibiarkan akan memengaruhi kondisi badan dan juga mental. 

 

Jadi saat kamu merasa burnout bukan resign solusinya, melainkan kamu hanya perlu cuti dan cobalah untuk rileks sejenak. Kamu bisa berlatih untuk merelakan setiap pekerjaan yang tidak bisa selesai hari ini dan tidak perlu merasa bersalah. Sehingga kamu tidak merasa terbebani.

3. Hal yang ingin kamu tinggalkan dari pekerjaan sekarang

Pasti dari sekian job desc yang kamu kerjakan, ada satu pekerjaan yang membuat kamu merasa terbebani dan tidak merasa bahagia saat mengerjakannya. Jika kamu sudah merasakannya, cobalah untuk berbicara dengan atasanmu.

 

Lewat komunikasi yang lancar dengan atasan, kamu bisa meminta untuk meninggalkan pekerjaan yang tidak membuatmu bahagia. Sehingga kamu bisa fokus dengan pekerjaan lainnya dan tidak perlu untuk mengajukan resign

 

Jadi resign bukanlah jalan keluar yang tepat saat kamu merasakan tiga kondisi di atas. Cobalah untuk berbicara dengan diri sendiri secara jujur dan jangan biarkan tren resign memengaruhimu untuk segera memutuskan mencari kantor baru. 

 

Kamu juga harus memastikan bahwa keputusan resign yang ingin kamu ambil itu murni dari dirimu, bukan dari orang lain, orang tua, atau lingkungan perteman. Ini karena kamu harus bertanggung jawab atas setiap keputusan yang kamu ambil dan jangan sampai menyesal di kemudian hari. Semangat :)

 

Baca Juga
Tren Hustle Culture Bukan Jaminan Kebahagiaan

Topik Terkait

loading