Lifestyle

Quiet Quitting: Tren Bekerja Secukupnya di Kalangan Anak Muda

Bisa dicoba ya guys!

530 views
Quiet Quitting: Tren Bekerja Secukupnya di Kalangan Anak Muda

Perbincangan tentang "Quiet Quitting" semakin populer di media sosial, khususnya TikTok dan Twitter. Salah satu konten kreator asal Amerika Serikat Zaid Khan mengunggah video yang membahas tentang quiet quitting dan berhasil mendapatkan 3 juta views dalam waktu dua minggu. Zaid mengatakan bahwa quiet quitting bukan berarti kamu keluar dari pekerjaan, tapi kamu hanya berkerja secukupnya. 

Penjelasan tentang quiet quitting

Quiet Quitting: Tren Bekerja Secukupnya di Kalangan Anak Muda

Mengutip dari The Wall Street Journal, tidak menganggap pekerjaanmu terlalu serius dinamakan quiet quitting. Sederhananya quiet quitting artinya sebutan untuk bekerja seadanya, bekerja sesuai dengan bayaran yang diberikan, dan tidak terlalu mengejar karir. 

 

Quiet quitting menjadi tren yang menggeser anggapan bahwa hidup bukan hanya dinilai dari tingkat produktivitas dalam bekerja, tapi bagaimana hidup seimbang antara bekerja dan kehidupan pribadi. 

Faktor yang memunculkan quiet quitting

Quiet Quitting: Tren Bekerja Secukupnya di Kalangan Anak Muda

Tren quiet quitting tidak muncul begitu saja dan aturan work from home akibat pandemi menjadi faktor yang paling memengaruhinya. Sebuah aplikasi komunitas workplace bernama Blind melakukan survei di beberapa perusahaan besar dunia seperti Apple, Google, dan Amazon, untuk melihat efek yang timbul dari work from home. Hasilnya 68 persen responden merasa kelelahan secara mental akibat tidak ada batasan antara jam kerja dan kehidupan pribadi. 

 

Pandemi juga membuat prioritas anak muda berubah, dari yang awalnya begitu mementingkan karir namun secara perlahan beralih ke faktor kebahagian hidup. Mereka  secara serentak menolak hustle culture yang mendorong untuk bekerja terlalu keras yang mengakibatkan kelelahan dan hanya ingin bekerja secara damai. 

Bentuk konkret dari quiet quitting

Quiet Quitting: Tren Bekerja Secukupnya di Kalangan Anak Muda

Mengutip dari Tirto, banyak pekerja yang ingin memisahkan karir dengan kehidupan pribadi. Bahkan tak sedikit dari pekerja yang mayoritas adalah milenial dan gen z tidak memiliki ambisi untuk mengejar karir untuk mencapai posisi yang lebih tinggi. 

 

Mereka mengesampingkan hustle culture dan fokus untuk hidup lebih seimbang antara bekerja dan kehidupan pribadi. Biasanya mereka akan menolak untuk bekerja lembur, menolak bekerja di luar jam kantor, menolak untuk mengambil peran lebih, bekerja lebih sedikit dan seperlunya. Saat jam kantor selesai, mereka akan fokus dengan kehidupan pribadi dan tidak akan membalas email hingga esok hari. 

 

Baca Juga
Mengenal Slow Living dan Manfaatnya untuk Hidup Lebih Bahagia

Tips menerapkan quiet quitting

Meski menerapkan konsep bekerja seadanya, tapi kamu perlu paham bahwa kamu memiliki tanggung jawab penuh untuk menyelesaikannya dengan baik. Agar kamu bisa menerapakan quiet quitting dengan baik, beberapa tips ini bisa kamu lakukan. 

1. Mengatur skala prioritas

Quiet Quitting: Tren Bekerja Secukupnya di Kalangan Anak Muda

Memastikan bahwa kamu bisa mengatur skala prioritas dengan baik, akan sangat membantu kamu untuk bisa menyelesaikan semua pekerjaan dengan tepat waktu tanpa perlu lembur. Jadi mulailah untuk menyelesaikan pekerjaan yang paling urgent dan koordinasikan dengan tim lain jika ada pekerjaan yang menurutmu terlalu mengambil banyak waktu agar bisa dibagi ke tim lainnya.

 

Baca Juga
Masih Kesulitan Atur Waktu Kerja, Yuk Terapin Hal Ini!

2. Menolak pekerjaan di luar jam kantor dengan baik

Quiet Quitting: Tren Bekerja Secukupnya di Kalangan Anak Muda

Jika kamu merasa pekerjaan yang diminta oleh klien atau tim lain tidaklah urgent, berilah mereka pengertian untuk tidak meminta kamu menyelesaikannya hari ini juga. Kami bisa menolak secara halus dan mengerjakannya esok hari, tanpa mengambil waktu istirahat kamu. 

3. Lemburlah jika diperlukan

Quiet Quitting: Tren Bekerja Secukupnya di Kalangan Anak Muda

Jika pekerjaan yang datang memiliki deadline yang begitu mepet dan penting untuk perusahaan, cobalah untuk mengorbakan waktu sejenak untuk melakukan lembur. Sesekali lembur tidaklah masalah, asalkan intensitasnya tidak terlalu sering.

Quiet quitting memang jadi tren yang populer di kalangan pekerja yang mayoritas adalah anak muda, tapi jangan sampai kamu hanya ikut-ikutan tren ini dan mengabaikan kewajiban kamu sebagai pekerja ya. Kamu juga perlu ingat konsep quiet quitting bukanlah bermalas-malasan, tapi hanya bekerja sewajarnya dengan hasil kerja yang tetap baik.

 

Baca Juga
Cara Mudah Mencintai Pekerjaan yang Bukan Passion Kamu
Zeigarnik Effect: Selalu Teringat Pekerjaan yang Belum Selesai

Topik Terkait

Artikel Populer

Artikel Terkait

Artikel Terbaru

0 Komentar
Berikan Komentar