Tech & Social Media

07 12 2021

Teknologi Pencegah Banjir dari Negara Maju yang Bisa Jakarta Tiru

Semoga Jakarta segera menyusul ya!

517 Views

Teknologi Pencegah Banjir dari Negara Maju yang Bisa Jakarta Tiru

Memasuki musim penghujan Jakarta jadi wilayah yang langganan terkena banjir. Padahal berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan banjir, seperti pembuatan sistem polder, sumur resapan, kanal, hingga waduk, tapi rasanya semua upaya tersebut belum bisa membuat Jakarta terhindar dari banjir di tahun ini.

 

Bencana banjir memang jadi ancaman dunia karena tidak hanya merusak infrastruktur, dan pemukiman, tapi juga dapat memakan korban jiwa. Sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta bisa mencontoh beberapa negara maju yang terbukti berhasil menanggulangi permasalahan banjir dengan berbagai inovasi teknologi yang dibuat.

1. Katedral Banjir di Jepang

undefined

Jepang memang jadi langganan bencana banjir karena faktor geografisnya. Tak heran pemerintah Jepang begitu fokus membuat inovasi teknologi yang dapat menyelamatkan Jepang dari bencana banjir yang menyeramkan. 

 

Bukti siapnya Jepang menanggulangi banjir adalah dengan membuat Katedral Banjir. Di bangun di bawah tanah dengan kedalaman 22 meter dan menjadi bagian dari Metropolitan Area Outer Underground Discharge Channel (MAOUDC), Katedral Banjir adalah sistem bendungan saluran air, dan terowongan yang terdiri dari 5 tangki silinder dengan tinggai mencapai 70 meter. 

 

Saat salah satu sungai meluap, dengan cepat air akan jatuh ke salah satu tangki silinder. Bahkan Katedral Banjir memiliki 78 pompa dan 59 beton yang memungkinkan air berpindah sebanyak 200 ton setiap detiknya. Sehingga sebuah kolam air dapat kosong hanya dengan waktu 3 detik. 

2. Oosterscheldekering di Belanda

undefined

Menjadi negara yang berpemukiman rendah dengan sebagian tanahnya kurang dari satu meter di bawah permukaan laut, tentu menjadikan Belanda negara yang rentan terkena banjir. Sebagai wujud keseriusan penanganan banjir, Belanda membuat proyek besar bernama Delta Works. 

 

Delta Works adalah proyek penghalang banjir terbesar yang ada di dunia. Salah satu proyek Delta Works yang paling mengesankan adalah Penghalang Gelombang Badai Scheldt Timur atau Oosterscheldekering. Bendungan penghalang yang bisa digerakan ini memiliki panjang 9 km dan menjadi bendungan penghalang terbesar yang pernah dibuat oleh manusia sepanjang sejarah.

3. The Thames Barrier di Inggris

undefined

Tak kalah dengan Belanda dan Jepang, Inggris juga memiliki teknologi pencegah banjir yang dikenal dengan nama The Thames Barrier. Terletak di sebelah kota London tepatnya di sungai Thames, The Thames Barrier jadi penghalang banjir terbesar kedua di dunia setelah Oosterscheldekering.

 

Penghalang gerbang ini memiliki 9 gerbong baja dengan panjang mencapai 520m di sepanjang sungai Thames. Saat gerbang terbuka, seketika air akan mengalir dan dapat dilewati oleh kapal. Ketika gerbang tertutup, secara otomatis aliran air di sungai Thames terputus dengan cepat.

4. Water-Gate di Selandia Baru

undefined

Water-Gate jadi teknologi canggih yang dibuat oleh Selandia Baru dan berfungsi untuk menampung air yang meluap saat terjadi banjir. Cara kerja Water-Gate layaknya karung pasir yang menjadi tanggul saat banjir. 

 

Cara kerja Water-Gate begitu sederhana. Awalnya Water-Gate berbentuk rata, tapi saat gelombang air terus meningkat dan memberikan dorongan yang kencang seketika Water-Gate terbuka dan terciptalah tanggul yang dapat menampung aliran air. 

 

Water-Gate jadi teknologi yang paling mudah untuk digunakan, karena tidak hanya bisa diletakkan di sungai, tapi juga jalan raya, perumahan, atau daerah lainnya yang dirasa perlu untuk menampung air banjir.

5. Mose di Venesia

undefined

Negara yang menyimpan berjuta pesona karena keindahan kota dan sejarahnya ini memiliki masalah karena penurunan tanah dan terancam tenggelam. Pemerintah Venesia tidak membiarkannya begitu saja, terbukti dengan terciptanya teknologi bernama Mose (Modulo Sperimentale Elettromeccanico).

 

Mose memiliki 78 gerbang yang dapat naik secara otomatis melintasi bukaan laguna untuk membatasi naiknya air laut di Andriatik agar tidak membanjiri Venesia. Proyek pembuatan Mose ini sudah dimulai sejak 2003 ini akhirnya untuk pertama kalinya di 2020 lalu, Venesia tidak terkena banjir.

Teknologi pencegahan banjir yang telah diterapkan oleh negara maju menandakan keseriusan pemerintah dalam penangan bencana banjir. Proses pembuatan teknologi tersebut tidaklah sebentar dan memerlukan anggaran yang tidak sedikit. 

 

Semoga di beberapa tahun kedepan, Indonesia khususnya Jakarta mampu mengatasi masalah banjir yang selalu melanda setiap tahunnya. Bagi kamu yang tertarik membaca artikel seputar teknologi bisa kunjungi blog.higo.id. 

 

Baca Juga
5 Rekomendasi Aplikasi Pencari WiFi di Sekitarmu
10 Cara Mengatasi HP Lemot, Dijamin Tidak Perlu Beli HP Baru

Topik Terkait

loading