Lifestyle

16 12 2019

Jam Kerja Lebih Sedikit Nyatanya Buat Pekerja Lebih Produktif

Kerja cerdas buat kamu terasa lebih manusia!

767 Views

Jam Kerja Lebih Sedikit Nyatanya Buat Pekerja Lebih Produktif
Baru-baru ini usulan tentang penambahan jumlah jam kerja di Indonesia yang semulanya 40 jam dalam seminggu menjadi 48 jam menuai banyak perhatian publik. Penilaian tentang penambahan jumlah jam kerja yang dianggap linier dengan tingkat produktivitas pekerja apakah benar adanya? 
 
Hubungan antara lama jam kerja dengan tingkat produktivitas pada kenyataannya tidak ada relevansi yang jelas. Hal ini diperkuat dari banyaknya negara di Amerika dan Eropa yang memiliki jam kerja di bawah 40 jam, tapi masuk ke dalam negara paling produktif di dunia.
 
Faktor produktivitas seseorang tidak dilihat dari seberapa lama mereka bekerja, tapi memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan selesai tepat waktu. Menambah jam kerja hanya menjadi langkah yang tidak efektif. Tubuh manusia memiliki toleransi yang berbeda-beda tentang maksimal batas waktu kerja, tapi banyak penelitian menemukan setelah 6 jam bekerja manusia sudah tidak bisa produktif lagi. 
 
Negara maju di Eropa sudah banyak menerapkan konsep work-life balance. Mereka tidak akan memakai waktu pulang kantor untuk membalas email atau membicarakan pekerjaan dan Jerman menjadi negara yang patut untuk ditiru. Jam kerja yang lebih sedikit, nyatanya mampu meningkatkan produktivitas kerja karena beberapa hal berikut ini.

1. Tidak memaksakan tubuh yang lelah untuk fokus bekerja

undefined
Tubuh yang lelah akan berpengaruh pada tingkat konsentrasi seseorang dan memaksakannya untuk tetap fokus hanya akan membuat kamu sakit kepala. Kondisi badan yang sudah tidak fit akan sangat berpengaruh pada tingkat produktivitas seseorang, karena mereka tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaan dengan hasil maksimal dan jika dipaksakan akan banyak kesalahan yang akan terjadi.
 
Memaksakan tubuh yang lelah untuk tetap bisa fokus sama saja dengan menyiksa diri sendiri. Tubuh dan pikiran kamu juga memiliki hak untuk beristrahat. Jadi saat sinyal tubuh sudah mengirimkan efek lelah segeralah untuk berhenti. Tidak memaksakan tubuh yang sudah lelah dan memilih untuk beristirahat membuat kamu lebih produktif dalam bekerja.

2. Menghindari distraction karena waktu kerja yang lebih singkat

undefined
Waktu kerja yang lebih sedikit membuat kamu sadar untuk bisa meminimalisir berbagai distraction agar bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Kesadaran akan tanggung jawab yang tetap harus diselesaikan, karena rasa profesional pada akhirnya membuat kamu harus tetap fokus. 
 
Waktu kerja yang lebih singkat membuat kamu sadar bahwa menghindari distraction dengan tidak sering mengecek notifikasi media sosial pribadi di smartphone, menjadi langkah yang perlu untuk dilakukan.
 

3. Membuat suasana hati lebih baik

undefined
Waktu yang cukup untuk istirahat dan tidak direpotkan dengan urusan kantor saat malam hari, membuat waktu malam kamu akan jauh terasa lebih santai dan rileks. Tidur yang cukup membuat tubuh bangun dengan kondisi yang prima dan akan berdampak baik pada suasana hati.
 
Datang ke kantor dengan kondisi mood yang baik, tentunya membuat kamu lebih semangat dan tidak sulit untuk menemukan ide-ide cemerlang. Hasilnya kamu bisa jauh lebih produktif dari hari biasanya.

4. Mempertajam ingatan karena waktu istirahat yang cukup

undefined
Waktu istirahat yang cukup tanpa gangguan kerjaan dan mengecek email akan mempertajam ingatan. Beberapa penelitian menemukan bahwa, saat tidur otak manusia mulai memproses, memperkuat, dan menggabungkan berbagai ingatan yang kita miliki setiap hari. Jadi jika waktu istirahat yang dilakukan kurang, menyebabkan kamu cepat pikun.
 
Memiliki ingatan yang tajam akan sangat mempermudah dalam menyelesaikan pekerjaan. Kamu bisa menangkap dengan jelas hasil meeting hari ini dan berbagai deadline yang harus segera diserahkan.

5. Memperkecil kesalahan dalam bekerja

undefined
Kesalahan kerja sering terjadi karena kamu kehilangan fokus. Untuk memperkecil kesalahan kerja, dengan menerapkan kerja cerda lewat jam kerja yang sedikit dan waktu istirahat yang seimbang sangat bisa diterapkan.
 
Asia memang jadi negara dengan jam kerja yang masih terbilang tinggi. Budaya Asia yang jarang pulang sebelum atasan pulang kantor lebih dahulu perlu untuk dihilangkan. Pasalnya bukan seberapa lama kamu berada di kantor, tapi seberapa banyak pekerjaanmu yang selesai dengan baik dan tepat waktu. 
 
Jadi intinya dengan mengurangi jam kerja dan memberikan keleluasaan untuk menerapkan work-life balance bagi para pekerja, sangat bisa diuji coba oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan rasa bahagia para pekerja.
 

Topik Terkait

loading