Olfactory Marketing: Strategi Pemasaran Dengan Aroma
Cara padukan aroma dan emosional customer.
Indra penciuman merupakan faktor yang penting dalam pemasaran suatu produk. Alasannya karena indra ini dapat merekam dengan jelas suatu aroma yang dapat membuat seseorang yang menciumnya bisa berimajinasi tentang sesuatu sesuai dengan yang diinginkan oleh pemasang aroma.
Dalam beberapa hal di dunia marketing, sensitifitas dari indra penciuman ini dimanfaatkan untuk mempromosikan suatu produk dengan cara pendekatan emosional kepada audiens dan target pasarnya. Disebut dengan Olfactory Marketing, Kira-kira bagaimana ya cara kerja indra penciuman sebagai strategi utama marketing?
Perbedaan Olfactory Marketing dan Scent Marketing
Meskipun sama-sama dikenal dengan strategi marketing, namun ternyata olfactory marketing dan scent marketing merupakan hal yang berbeda, lho. Scent marketing bisa dibilang memiliki cakupan yang general karena tujuannya untuk menciptakan experience yang menyenangkan bagi customer. Sementara untuk olfactory memiliki sifat yang lebih spesifik karena bertujuan untuk membuat customer merasakan perasaan tertentu entah itu menyenangkan atau tidak.
Olfactory mungkin saja membuat customer merasakan perasaan sedih, terharu, atau nostalgia begitu mencium aroma yang mereka sebarkan. Meskipun perasaan bahagia bisa membuat customer senang, namun dengan menciptakan koneksi emosional yang lebih mendalam, olfactory bisa membuat customer mengingat brand lebih lama.
Olfactory Marketing Dalam Sains
Ketika seseorang mencium sesuatu, hidung akan merasakan bau dari zat kimia di udara. Di dalam hidung, ada bagian khusus yang bisa merasakan bau tersebut, disebut epitel olfaktori. Ketika molekul-molekul bau masuk ke hidung, mereka berinteraksi dengan bagian ini. Kemudian, informasi tentang aroma tersebut dikirim ke otak.
Otak kemudian akan mengerti aroma itu sebagai apa, dan bagaimana meresponsnya dengan cara tertentu. Misalnya, mungkin kamu akan meyukai aroma itu karena mengingatkan sesuatu yang membahagiakan atau mungkin kamu malah tidak menyukainya arena aroma itu mengingatkan kamu akan sesuatu yang menyedihkan.
Fakta Mengenai Olfactory Marketing
Sebuah studi menyatakan bahwa customer cenderung mengingat apa yang mereka cium dibandingkan apa yang mereka lihat atau dengar, alasannya karena 80% customer menghabiskan waktu lebih lama di tempat dengan aroma yang menyenangkan, oleh karena itu aroma dapat terekam jelas di benak mereka.
Indra penciuman juga merupakan indra terkuat yang terhubung ke ingatan dan memori, oleh karena itu marketing dengan aroma dapat membangun hubungan emosional yang erat dengan customer melalui aroma apa yang bisa membangkitkan kenangan emosional mereka.
Cara Memulai Olfactory Marketing
Untuk memulai olfactory marketing, kamu harus memahami terlebih dahulu tentang brand kamu secara mendalam. Dengan begitu makan kamu akan mengetahui perasaan seperti apa yang kamu inginkan untuk dirasakan customer. Entah itu perasaan rileksasi, perasaan mendebarkan, perasaan nostalgia, atau perasaan lainnya.
Contohnya brand luxury menggunakan aroma leather yang terkesan mewah dan cocok dengan produk yang mereka jual, atau produk toko bayi yang menggunaan aroma bayi, toko pakaian pantai yang mengguakan aroma kelapa, hingga toko bahan-bahan kue yang menggunakan aroma butter.
Itu dia beberapa hal tentang olfactory marketing yang perlu kamu ketahui. Jika kamu mengetahui target audiens kamu dengan baik, maka kamu bisa menjalankan olfactory marketing dengan baik karena kamu jelas mengathui aroma seperti apa yang cocok dengan target audiens kamu.
Jika tertarik dengan strategi marketing lainnya, kamu bisa mengunjungi blog HIGO! Di blog HIGO ada banyak bahasan tentang strategi marketing terkini yang cocok dengan berbagai jenis bisnis. Ikuti trend marketing dan hal viral yang bisa jadi insigjt untuk bisnis kamu di blog HIGO.
Baca Juga