Pengaruh TikTok Bagi Kesehatan Mental Remaja
Lindungi mental kamu dari pengaruh TikTok!
TikTok menjadi salah satu platform media sosial yang banyak digunakan oleh remaja, bahkan menurut laporan Datareportal pada Januari 2022, sebanyak 70 juta dari total 83,6 juta pengguna media sosial di Indonesia mengaku menggunakan TikTok. Sungguh angka yang tinggi jika mengingat usia media sosial ini bukan?
Dalam artikel kali ini, HIGO akan membahas tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh TikTok bagi kesehatan mental remaja serta dampak apa saja yang mungkin timbul jika para remaja bermain TikTok.
Dampak TikTok bagi kesehatan mental
Bermain TikTok sendiri tidak secara langsung memicu gangguan mental pada seseorang. Namun penggunaan yang berlebihan dari TikTok dapat menyebabkan gangguan tidur, kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa penggunaan yang berlebihan dari media sosial dapat memicu perasaan rendah diri dan kesepian pada beberapa individu.
Sebagai orang dewasa, kamu harus bisa mengawasi waktu penggunaan dan memastikan bahwa mereka mengikuti akun dan menonton konten yang positif dan mendukung kesehatan mental mereka. Jika seseorang sudah mengalami gejala gangguan mental yang serius atau berkepanjangan, sangat disarankan untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.
Pengaruh TikTok Terhadap Kesehatan Mental Remaja
Penggunaan TikTok dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan mental remaja. Beberapa hal berikut ini adalah faktor yang menyebabkan TikTok tidak aman jika digunakan oleh para remaja labil dalam waktu yang berlebihan.
1. Body Shaming
Body shaming adalah tindakan merendahkan, mencela, atau mengejek penampilan fisik seseorang. Di platform seperti TikTok, body shaming dapat terjadi melalui komentar yang tidak diinginkan, maupun video yang mengkritik penampilan seseorang.
Remaja yang masih dalam pembentukan identitas, bisa menjadi sangat sensitif dengan pembahasan tentang bentuk tubuh mereka. Jika mereka merasa tidak dapat diterima oleh lingkungan sosial dengan bentu tubuh mereka, maka gangguan mental seperti depresi dan kecemasan mungkin dapat muncul, bahkan di kasus yang sudah parah gangguan makan anoreksia atau bulimia juga mungkin saja terjadi.
2. Cyberbullying
Cyberbullying adalah intimidasi melalui media sosial. Hal ini dapat terjadi di TikTok melalui komentar yang tidak diinginkan, pesan langsung, atau konten yang mempermalukan atau menghina seseorang. Meskipun tidak dibully secara langsung, seseorang yang terkena cyberbulling dapat merasa rendah diri dan mengalami gangguan kecemasan.
Sebagai upaya untuk pencegahan tindakan ini, penting bagi setiap pengguna internet mendapatkan pendidikan tentang etika online dan keamanan media sosial, namun dengan kebiasaaan netizen Indonesia saat ini, mungkin penerapan pendidikan internet sehat sulit dilakukan. Oleh karena itu menerapkannya pada remaja dinilai dapat membantu mencegah cyberbullying di masa yang akan datang.
3. Kesulitan Tidur
Memiliki cara yang mudah untuk berganti video serta durasi video yang relatif singkat, remaja seringkali menghabiskan waktu yang lama untuk menonton video di TikTok bahkan hingga larut malam, sehingga mempengaruhi pola tidur mereka. Kurangnya tidur yang cukup dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik remaja, termasuk penurunan kemampuan kognitif, kecemasan, dan depresi.
Ada baiknya para remaja menetapkan jadwal tidur yang konsisten dan membatasi penggunaan media sosial hingga larut malam. Memperbaiki pola tidur dapat membantu para remaja untuk memiliki tidur yang lebih berkualitas sehingga tubuh akan terasa lebih segar keesokan harinya.
4. Perasaan Tidak Memadai
TikTok sering menampilkan orang-orang yang memiliki penampilan, bakat, atau kehidupan yang dianggap sempurna oleh banyak orang, hal ini dapat membuat remaja merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri dan merasa tidak memadai. Remaja dapat merasa terjebak dalam perbandingan sosial dan merasa bahwa mereka tidak cukup baik jika dibandingkan dengan orang-orang di TikTok.
Remaja perlu memahami bahwa banyak dari apa yang mereka lihat di TikTok tidak selalu tentang kenyataan sebenarnya. Sebagai orang dewasa, kamu perlu memberi arahan kepada para remaja bahwa lebih baik untuk fokus pada pengembangan diri sendiri alih-alih terpaku pada standar yang ada di media sosial.
5. Stres
TikTok dapat menjadi sumber stres karena tekanan untuk terus menciptakan konten yang menarik dan FYP, serta mendapatkan likes dan followers. Remaja dapat merasa tertekan untuk menampilkan diri mereka dengan cara tertentu atau menampilkan bakat mereka secara konsisten di TikTok, dan ini dapat menimbulkan stres yang berlebihan.
Sebanyak apapun followers dan penggemar yang kamu punya, penting bagi kamu untuk memprioritaskan kesehatan mental diri sendiri terlebih dahulu. Untuk meringankan stres akibat TikTok, para remaja harus dibantu oleh dukungan keluarga, teman-teman, serta orang terdekat untuk kembali memulihkan diri.
6. Ketidakmampuan untuk Berkonsentrasi
Para remaja seringkali menonton video TikTok terus-menerus, sehingga sulit untuk memfokuskan perhatian pada tugas-tugas sekolah atau pekerjaan rumah. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dapat memengaruhi kemampuan akademik dan produktivitas remaja, dan parahnya bahkan dapat menimbulkan stres dan kecemasan yang lebih besar.
Dibandingkan dengan bermain TikTok terus menerus, para remaja direkomendasikan untuk menyisihkan sedikit waktu mereka dari bermain media sosial untuk melakukan meditasi atau yoga yang dapat meningkatkan konsentrasi.
7. Kecanduan Media Sosial
Pengaruh TikTok yang terakhir adalah kecanduan media sosial. Suatuhal yang berlebihanmemang tidakakan berakhir dengan baik, termasuk juga bermain media sosial. Jika seseorang hingga masuk dalam kategori kecanduan, maka media sosial sudah bisa memengaruhi hidupnya hingga dapat memicu masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Meskipun tidak bisa langsung berhenti begitu saja dari media sosial, kamu bisa membantu seseorang yang terkena kecanduan media sosial dengan mengurangi waktu penggunaannya dan mengganti waktu tersebut dengan kegiatan yang lebih produktif seperti berolahraga dan belajar alat musik.
Remaja harus memahami bahwa media sosial bukan lah suatu patokan hidup yang harus diikuti dan dijadikan contoh. Menggunaan media sosial seperti TikTok secara berlebihan hingga di luar batas waktu yang wajar dapat menimbulkan berbagai masalah mental yang dapat merugikan masa depan.
Jika kamu merasa sudah terlalu berat untuk menangani masalah kesehatan yang sedang kamu alami, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi kepada seorang ahli. Jangan ragu untuk berkunjung ke psikolog karena jiwa yang sehat akan membawa kamu pada kehidupan yang lebih berkualitas.
Baca Juga
5 Strategi Pemasaran Produk yang Efektif untuk Meningkatkan Penjualan