5 Kesalahan Instagram Story yang Sering Dilakukan
Hindari hal ini mulai sekarang.
Ada berapa banyak media sosial yang kamu miliki? Salah satunya pasti merupakan akun Instagram bukan? Instagram merupakan media sosial dengan pengguna aktif lebih dari 1,3 Miliar dari seluruh dunia. Data dari Hootsuite tersebut tentu membuktikan seberapa besar pengaruh platform media sosial tersebut di kalangan masyarakat modern dalam kehidupan sehari-hari.
Dari berbagai jenis konten yang tersedia di Instagram, jenis konten Instagram Story adalah yang paling sering diunggah oleh seseorang. Bahkan hampir setiap pengguna Instagram aktif memposting minimal 1 Story dalam satu hari. Konten yang akan hilang dalam waktu 24 jam tersebut lebih sering digunakan dari pada konten permanen yang akan menetap di Feeds pengguna.
Namun berbeda dengan personal account yang kamu gunakan sehari-hari untuk berbagi tentang kegiatan kamu, sebuah business account perlu memerhatikan beberapa kesalah berikut ini yang sering kali dilakukan dan membuat views Story kamu kian menurun.
1. Penempatan Stiker yang Buruk
Saat membuat Story, sering kali kamu menggunakan stiker Questions, Poll, Quiz, Rate, atau Link untuk berkomunikasi dengan followers kamu bukan? Stiker-stiker tersebut bisa tidak efektif jika kamu asal menempatkan nya saja di story, lho. Menurut seorang Social Media Marketing, Lucas O'Keefe ada beberapa area strategis yang cocok untuk kamu menempatkan stiker pada Instagram Story.
Pertama hindari lah area yang terlalu atas dan bawah karena di area tersebut terdapat profile dan duration bar (atas) serta kolom Send Massage (bawah) sehingga stiker pada area tersebut jadi sulit terlihat. Area kanan bawah tempat ibu jari biasa bertengger juga tidak direkomendasikan karena audiens bisa salah klik pada stiker karena tidak sengaja tertekan, hal tersebut bisa membuat hasil jawaban tidak sesuai dengan keinginan audiens yang sebenarnya.
Sebaiknya tempatkan stiker di area tengah karena lebih terlihat dan audiens juga mudah untuk memilih pilihan yang tersedia pada stiker tanpa perlu salah klik.
2. Re-share yang Membosankan
Jika baru memposting sesuatu ke Feeds, kamu pasti juga memposting ulang atau re-share konten yang baru kamu upload ke Instagram Story bukan? Tidak kah kamu merasa re-share tersebut membosankan? Ada ribuan akun yang menggunakan metode yang sama setiap harinya, lalu bagaimana cara supaya kamu bisa terlihat menonjol?
Supaya terlihat berbeda, kamu bisa mengunggah foto di Story ber-caption konteks yang kamu bahas dalam postingan Feeds kamu. Langkah berikutnya post re-share konten kamu di Story, lalu buat Story lainnya yang berisi CTA (Call To Action) supaya audiens kamu bisa mengetahui hal yang relate tentang konten yang kamu post di Story sebelumnya.
3. Tidak ada "Manusia"
Beberapa konten Instagram Story sering kali diunggah tanpa sosok "Manusia" di dalamnya, contohnya seperti event promosi, potongan harga, sampai seasonal event yang hanya memposting pemberitahuan tentang promosi tersebut. Sebenarnya jenis Instagram Story seperti itu sudah sangat biasa dan banyak digunakan hingga saat ini.
Coba untuk membuat Instagram Story dengan sosok "Manusia" di dalamnya. Jika kamu bisa membuat dalam format video malah akan lebih baik karena dibandingkan pengguna media sosial lainnya, pengguna Instagram cenderung malas membaca, oleh karena itu solusi lain supaya kamu bisa di-notice adalah dengan membuat video singkat.
4. Tidak memiliki Caption
Kebanyakan pengguna Instagram melihat Story dengan mode mute, alasannya adalah karena default settings dari Instagram itu sendiri yang berada dalam mode mute kecuali penggunanya menekan volume ketika hendak mendengar apa yang dikatakan dalam video yang mereka lihat.
Faktor tersebut membuat kamu wajib untuk sertakan caption dalam setiap Instagram Story yang kamu buat. Kamu juga bisa menampilkan fitur lirik yang ada jika kamu menggunakan sound atau audio tertentu supaya audiens kamu mengetahui bahwa Story yang kamu unggah memiliki suara yang bisa didengarkan.
5. Terlalu banyak Teks
Meskipun sebelumnya kamu diharuskan untuk memberi caption, namun caption yang terlalu panjang hingga teks memenuhi visual Story kamu juga tidak baik, lho. Sebaiknya tuliskan poin dan inti yang ingin kamu sampaikan saja pada Instagram Story dan lanjutkan dalam unggahan Feeds.
Namun jika kamu memang ingin mempostingan banyak informasi di Story, kamu bisa membaginya menjadi beberapa bagian atau unggahan Story. Jangan lupa untuk memberi highlight pada poin atau kalimat penting yang ingin kamu sampaikan dari banyaknya teks di Story yang kamu unggah ya! Ingat bahwa pengguna Instagram cenderung malas membaca, jadi jangan terlalu banyak memberikan teks dalam satu postingan.
Itu dia beberapa kesalahan dalam Instagram Story yang sering ditemui dalam keseharian di Instagram. Jika kamu masih melakukannya untuk akun brand yang kamu handle, sebaiknya segera ubah kebiasaan tersebut supaya Instagram Story yang kamu buat lebih menarik untuk audiens ya!
Jika kamu kesulitan manage akun media sosial brand, jangan khawatir! Sekarang kamu bisa mengandalkam HIGO yang sudah berpengalaman dalam mengelola social media account untuk membantu kamu membuat media sosial brand menjadi lebih menarik. HIGO bisa membantu kamu mewujudkan tujuan brand yang kamu punya dengan media sosial!
Baca Juga
