Seberapa Perlu Brand Melakukan Strategi Riding The Wave?
Emang harus brand selalu ikutin tren?
Masih ingat fenomena Citayem Fashion Week yang menyedot perhatian masyarakat Indonesia? Berbagai artis papan atas hingga para pejabat ikut meramaikan Citayem Fashion Week dan menjadi topik hangat di berbagai lini media.
Kepopulerannya bahkan membuat brand ramai-ramai membuat konten yang berhubungan dengan trend tersebut. Tak jarang brand-brand besar melakukan kolaborasi dengan para influencer dari Citayem Fashion Week untuk menarik perhatian masyarakat.
Memanfaatkan momentum dari isu yang sedang dibicarakan oleh masyarakat untuk dijadikan sebuah konten pemasaran dikenal dengan nama "Riding The Wave". Tapi pentingkah brand membuat konten yang riding the wave agar bisa viral?
Sebenarnya semakin populer sebuah topik semakin banyak juga brand yang membuat konten tersebut. Sehingga pesan komunikasinya cenderung menciptakan noise jika tidak mampu mengeksekusinya dengan tepat.
Tips yang Harus Diperhatikan dalam Membuat Riding The Wave
Sebelum memutuskan untuk melakukan strategi riding the wave, cobalah untuk memerhatikan beberapa hal berikut ini. Tujuannya agar kamu tidak salah langkah dan dapat mengeksekusi campaign dengan tepat.
1. Seberapa besar target audiens mengikuti tren tersebut
Mulailah melakukan research dengan tujuan untuk mengetahui seberapa banyak calon audiensmu yang mengikuti tren tersebut. Jika persona dari audiens mayoritas adalah mereka yang memang sedang menyukai trend tersebut, kamu bisa mulai untuk membuat strateginya.
Namun jika dirasa tren yang sedang berkembang bukanlah bagian dari persona audiens yang ingin kamu capai, kamu tidak perlu mengorbankan waktu dan tenaga untuk membuatnya. Fokuslah dengan tujuan awalmu!
2. Apakah tren tersebut relevan dengan branding kalian?
Seberapa relevan tren tersebut dengan citra brand yang ingin diraih. Misalnya kamu ingin mengusung citra elegan, maka tren seperti Citayem Fashion Week bukan menjadi tren yang tepat untuk diikuti.
Saat brand paham persona dari target audien, mereka tidak akan merasa tertinggal saat tidak menggunakan topik yang sedang viral. Hal ini terjadi karena brand paham topik tersebut tidak relevan untuk dilakukan.
Baca Juga
Cara Buat Brand Growing dengan Mental dan Physical Availability
3. Pastikan tujuan dari brand
Setiap marketing yang dilakukan pasti memiliki tujuan. Jika menggunakan riding the wave mampu membuat kamu mencapai tujuan tersebut maka lakukanlah, tapi kamu perlu membuat what's next setelahnya.
Banyak dari brand merancang campaign riding the wave hanya sampai meledak dan viral, tanpa ada tindak lanjut yang berarti bagi audiens mereka. Padahal segala hal yang viral juga mudah untuk dilupakan. Jadi penting untuk memiliki tujuan yang jelas agar tidak kehilangan kesempatan untuk mengarahkan audiens ke penjualan.
Tantangan konten yang ikutan Riding The Wave
Kamu pasti sadar bahwa selalu ada tantangan dalam proses pembuatan konten, lantas seperti apa tantangan lainnya jika konten ikutan riding the wave? Semakin populer sebuah tren, akan semakin banyak brand yang membuat konten dengan topik yang sama. Hasilnya pesaingan untuk mendapatkan perhatian audiens cukup ketat.
Jika brand tidak mampu membuat topik yang sama dengan sentuhan yang berbeda, akibatnya pesan komunikasinya tidak akan bisa tersampaikan dengan baik dan hanya akan meciptakan noise atau kebisingan bagi audiens.
Brand yang berhasil membuat konten riding the wave
Salah satu brand yang berhasil memanfaatkan momen untuk dijadikan sebagai konten pemasaran dan menarik perhatian audiens adalah Burger King. Lewat pesan singkatnya di Instagram, Burger King mengajak para audiensnya untuk tidak hanya membeli makanan darinya, tapi juga kompetitor lain seperti MCD, Wendy's, KFC, dan masih banyak gerai banyak yang direkomendasikannya lewat konten.
Pemasaran ini dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada seluruh gerai makanan yang memiliki ribuan karyawan agar tetap semangat bertahan di tengah pandemi. Pesan penutup yang diberikan Burger King tak kalah menyentuh, "Menikmati Whopper pilihan yang terbaik, namun memesan Big Mac juga tidak ada salahnya."
Pesan menyentuh tersebut akhirnya mendapat respon positif dari semua gerai makanan dengan memberikan ucapan terima kasih atas niat baik mereka.
Menentukan untuk melakukan riding the wave atau tidak sebenarnya dapat disesuaikan kembali dengan kebutuhan serta karakter dari audiens yang kita miliki. Penting bagi brand untuk memahami bahwa konten dengan engagement tinggi tidak hanya satu-satu tolak ukur, tapi konten yang punya sifat memorable juga tidak bisa disepelekan.
Baca Juga
Cara Bangun Touchpoint untuk Tingkatkan Loyalitas Pelanggan
Mengenal Strategi Push dan Pull di Dunia Marketing