Business Tips

25 06 2020

5 Strategi Pemasaran yang Bisa Dilakukan Saat Pandemi

Tidak melakukan apa-apa bukanlah solusi.

4.237 Views

5 Strategi Pemasaran yang Bisa Dilakukan Saat Pandemi
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia tentu dirasakan hampir ke semua industri bisnis. Ancaman resesi yang disampaikan Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan Indonesia tentu bukanlah kabar baik yang ingin didengar. Di tengah lesunya daya beli masyarakat yang semakin merosot, serta naiknya angka positif Covid-19 di Indonesia, rasanya menjadi hal yang sulit bagi bisnis untuk tetap bertahan di masa pandemi Covid-19.
 
Aturan tatanan kehidupan baru atau new normal yang diterapkan Presiden Joko Widodo menjadi langkah yang dirasa paling tepat, untuk membuat perekonomian Indonesia terasa lebih bergairah dan terhindar dari ancaman resesi.
 
Di saat pemerintah mengambil tindakan tegas dalam menerapkan new normal, banyak pelaku bisnis yang menganggap pandemi Covid-19 ini hanya sementara dan berakhir seiring dengan berjalannya waktu. 
 
Padahal hingga saat ini, pandemi Covid-19 tetaplah menjadi masalah besar di Indonesia dengan kasus positif mencapai 49.009 pada 24 Juni 2020. Meski telah memasuki fase new normal, rasa khawatir akan terinfeksi virus Covid-19 tetaplah dirasakan, sehingga masih banyak masyarakat yang lebih memilih berdiam diri di rumah dan akhirnya terjadi perubahan perilaku konsumen dalam berbelanja.
 
Perubahan perilaku ini perlu diperhatikan oleh pelaku bisnis agar mampu menciptakan strategi yang tepat, cepat, dan efisien. Di kutip dari Inventure Knowledge, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan oleh bisnis agar mampu melalui masa sulit seperti sekarang ini. 

1. Value Innovation

undefined
Value Innovation dapat dilakukan brand dengan meluncurkan product bundling. Melalui konsep "pay less, for more", masyarakat tentu akan merasa sangat diuntungkan karena dapat membeli barang yang mereka butuhkan dengan benefit ketersediaan masker atau hand sanitizer di dalamnya.
 
Tak hanya product bundling, bagi bisnis yang bergerak di bidang F&B, menciptakan varian frozen food dan family-size sangat tepat untuk dilakukan di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang. Beberapa merchant HIGOspot seperti, Stuja, Walking Drums, dan 8th Brew telah melakukannya dengan membuat produk yang bisa dinikmati bersama keluarga berupa varian kopi satu liter.

2. Product Innovation

undefined
Jika pemain besar seperti Marta Tilaar Group dan Nivea memproduksi hand sanitizer untuk memenuhi permintaan masyarakat yang semakin meningkat, sekaligus membangun brand empathy kepada konsumen, lain halnya dengan H&M.
 
Brand fesyen yang didirikan sejak 1947 ini melihat peluang dengan menciptakan campaign #AtHomeWithHM ditengah tren homeleisure wear yang sedang berkembang. H&M lewat produk pajama & loose style mencoba untuk menarik masyarakat agar tetap senang dan nyaman berada di rumah melalui produk keluaran terbaru yang tawarkan H&M.
 

3. Promotion Innovation

undefined
Travelio menjadi aplikasi penyewaan properti yang jeli melihat peluang di tengah pandemi Covid-19. Di saat daya beli masyarakat yang menurun terhadap sektor industri properti, Travelio hadir dengan tawaran work from apartment lewat harga yang terjangkau. Langkah ini diambil untuk menciptakan revenue stream di sektor properti tetap berjalan.
 
Meski aturan new normal telah diberlakukan, beberapa masyarakat yang paham bahwa pandemi Covid-19 ini belum usai menunda keinginan mereka untuk berlibur ke luar kota. Peluang ini dimanfaatkan beberapa hotel untuk membuat program "Staycation the New Vacation". 
 
Beberapa hotel seperti Hotel Trans Luxury dan Hotel Monopoli mengeluarkan paket staycation yang menarik. Meski beberapa dari periode menginap itu ada pada November 2020, tapi ini membuat konsumen melakukan transaksi untuk mendapatkan harga terbaik di hotel favorit mereka.

4. Channel Innovation

undefined
Di saat konsumen memiliki waktu yang lebih banyak di rumah, brand harus mampu membawa segala yang dibutuhkan ke dalam rumah. Beberapa hotel mulai melakukan "Hotel Food Delivery" dengan layanan konsumen memesan menu makanan hotel. 
 
Tak hanya hotel, industri kecantikan juga melakukan hal yang sama dengan menerapkan strategi jemput bola. Dimana brand kecantikan seperti ERHA meluncurkan beberapa layanan mulai dari drive-thru treatment atau virtual consultation untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
 
 

5. Digital Innovation

undefined
Selama pandemi Covid-19 berlangsung, konser musik tentu menjadi kegiatan yang tidak hanya dihindari, tapi juga dilarang oleh pemerintah. Konser musik yang dahulunya begitu lekat dengan keramaian, sekarang berubah menjadi private karena tergantikan oleh virtual music concert.  
 
Merespon tren yang ada, perusahaan platform digital video.com dan Resso berkolaborasi untuk menggelar virtual concert dengan menampilkan musisi papan atas Indonesia mulai dari Raisa hingga Ran.
 
Tak hanya industri musik, industri pariwisata mulai bangkit dengan menghadirkan virtual tourism. Indonesia dan banyak negara lainnya memberikan penawaran menarik untuk bisa berkeliling dunia tanpa perlu keluar rumah lewat virtual tour ini.
 
Bermanuver bukanlah menjadi pilihan, tapi sebuah keharusan yang wajib dilakukan oleh bisnis agar mampu bertahan di masa pandemi ini. Bisnis yang hanya melihat dan menunggu pandemi Covid-19 berakhir tanpa melakukan apa pun hanya akan tertinggal. Beberapa strategi di atas bisa coba dilakukan dan disesuaikan dengan model bisnis yang dijalankan. 
 
Jika dirasa kurang, kamu bisa mencoba strategi pemasaran melalui WiFi Advertising. Ada beberapa tipe iklan yang bisa kamu gunakan sesuai dengan kebutuhan, mulai dari Cost Per Mile, Cost Per Click, Cost Per Lead, dan Cost Per Acquisition. Info selengkapnya, kamu bisa email di info@higo.id.
 

Topik Terkait

loading