Isu tentang self-conscious memang seakan tidak pernah ada habisnya untuk diulas. Apalagi sebagai manusia kita tidak mungkin untuk menghindar dari yang namanya sebuah hubungan. Baik itu pertemanan, profesional, hingga personal dengan pasangan.
Seseorang yang mengalami self-conscious, akan merasa dirinya diawasi dan selalu diperhatikan oleh orang lain. Gejala ini paling sering muncul saat kita berada di lingkungan baru.
Perasaan takut berbuat kesalahan, menjadi berbeda, atau kurang layak di mata orang memang dapat dirasakan karena manusia memiliki senyawa glutamat dalam dirinya.
Bahkan secara alamiah manusia memang tidak suka mendapat citra buruk di mata orang lain. Jadi tak heran jika kamu akan selalu berusaha menunjukkan sisi terbaik yang ada pada dirimu.
Saat ada komentar kurang baik yang ditujukan kepadamu, di dalam hati sudah berjanji agar tidak perlu diambil pusing, tapi secara naluriah tetap saja kepikiran. Bahkan, tak sedikit dari kita yang merasa pusing dan akhirnya stres akibat komentar buruk.
Perasaan stres yang muncul jika dibiarkan terlalu lama akan memunculkan gejala depresi, lho. Depresi memiliki efek yang tidak bisa dianggap remeh. Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan setiap 40 detik terdapat kasus bunuh diri yang diakibatkan oleh depresi.
Lantas saat kamu mengetahui bahwa memikirkan pendapat orang lain dan memenuhi ekspektasi orang lain tidaklah mudah, lalu apa yang sedang kamu lakukan?
Saat pendapat orang lain mulai mengganggu dan membuat kamu merasa kehilangan jati diri kamu sendiri, kamu perlu berpikir ulang "Apakah kamu hanya kepikiran atau terobsesi dengan pendapat orang lain?"
Ada beberapa tanda yang perlu kamu renungi untuk mengetahui apakah kamu sudah terobsesi dengan pendapat orang lain selama ini dan mengorbankan kebahagiaan diri sendiri.